Sejarah Batik Kedunggudel
- Tri Setyo Nugroho
- Sep 7, 2018
- 1 min read

Batik Kedunggudel merupakan sebuah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang berlokasi di Desa Kedunggudel, RT 04, RW 03, Kelurahan Kenep, Kabupaten Sukoharjo. Dirintis pada tahun 2000 oleh Bapak Agus Samiyono dan sudah generasi ketiga, dengan berbekal ilmu berdasarkan pengalaman yang didapat turun – temurun dari orang tua dan kakenya yang dulu juga memang pengrajin batik.
Batik Kedunggudel memproduksi berbagai macam jenis batik, diantaranya Batik Tulis, Batik Cap, Kombinasi Cap dengan Tulis, serta menerima pelatihan pembuatan batik untuk semua kalangan. Produk batik dipasarkan melalui dinas perdagangan dan pariwisata sukoharjo, serta mengikuti pameran yang tentunya menjadi sarana jaringan pemasaran batik kedunggudel, diantaranya yaitu di Bali, Jakarta, Banjarmasin, Kalimantann Timur, Pontianak, Bandung, Batam, dll.
Untuk produksi tiap bulanya Batik Kedunggudel menghabiskan kain putih 3000 meter, penggunaan malam sebanyak 3 kuintal dan penggunaan water glass kurang dari 1 drum yang seberat 330Kg. jika di total secara keseluruhan Batik Kedunggudel untuk sebulanya mengeluarkan biaya penggunaan bahan sekitar Rp.8.000.000, sampai Rp.10.000.000.
Bahan alat cap yang digunakan berupa tembaga yang didesain sesuai motif, tersedia lebih dari 200 motif cap dan akan terus bertambah sesuai pesanan dan inovasi, untuk membuat motif cap baru sesuai pesanan konsumen harus memesan minimal 500 potong batik, untuk harga cap ukuran 18-20cm sekitar Rp.800.000 – Rp.1.200.000, dan yang lebih kecil Rp.400.000 – Rp.500.000.
Peran pesaing juga turut mengembangkan usaha Batik Kedunggudel ini, karena adanya pesaing Batik Kedunggudel mampu terus berinovaasi untuk memperluas jaringan pemasaran, Pak Agus memiliki cara sendiri untuk mengatasi pesaing adalah dengan meningkatkan kualitas dan terus berinovasi. Visi dari usaha ini adalah dengan mengembangkan / mempergunkanan teknologi modern sehingga proses produksi lebih terbantu serta tetap menjaga metode produksi tradisional disaat yang bersamaan.
Comments